Rabu, 28 Agustus 2013

Jenius adalah bawaan lahir setiap anak


Jenius adalah bawaan lahir setiap anak, tetapi tidak setiap anak berkesempatan menjadi jenius dikarenakan lingkungannya tidak mendukungnya. Bahkan terkadang orangtuanya-lah yang menjadi pembunuh nomor satu kejeniusan dari seorang anak...

Setiap pagi, dimulai dari jam 04.00 sesuai dengan alarm yang sudah di setting, memulai aktivitas dengan bersyukur kepada yang empunya kehidupan dan pemberi kebahagiaan, karena masih diberi kesempatan untuk melihat tidur pulas nya dua buah hatiku dan berharap kebahagiaan akan mendampingi mereka sepanjang hari ini. Lalu ber wuduk untuk melaksanakan sholat fajar, dan makan dan minum seada nya sebagai sahur untuk melanjutkan puasa syawal yang masih belum cukup bilangan nya.

Lantas sholat subuh dan mulai prepare bekal si abang, Hari ini menu nya ayam semur dan tumis buncis, sedang kan untuk bekal adek nasi putih san semur ayam. Diselingi menjawab beberapa pertanyaan pelanggan yang bawel dan juga packing pesanan pelanggan yang sudah deal dan jani transfer pagi ini.

Lanjut jerang air untuk mandi Daffa dan Rasya, siapin baju dan pakaian dalam yang akan dipakai hari ini. Dan gak terasa udah jam 6, saat nya membangunkan Rasya. Dengan gaya nya yang lucu, udah di kamar mandi, udah puff tapi masih aja matanya terpejam. Dan tanya adek hari ini mau sarapan apa? mau nya coco crunch yang ada putih dan coklatnya, ada nggak bunda? Ada dek, tapi susu nya coklat gak papa ya dek, soal nya susu putih adek abis, ntar siang baru bunda beli. Ok gak papa bunda. Setelah Rasya mandi, bedakin dan gosok pakai minyak telon, lalu bunda yang mandi setelah disiapin dulu sarapan coco crunch nya.

Effort selanjut nya adalah membangunkan si abang, perlu kesabaran ekstra, perlu trik yang berbeda setiap hari nya, dan yang unik nya kok malah Rasya yang antusias membangunkan abang nya, sampai dicandain sebenar nya siapa nih yang abang dan siapa yang adik, kok malah adik nya yang membangunkan abang nya.

Dan sampai hari ini belum bisa jam 07.00 udah ready to go, ada aja perintilan yang harus diberesin yang akhir nya berangkat nya tetap agak terburu-buru.

Dan sebenar nya yang masih mengganjal di hati adalah bahwa rasya sering sarapan nya tidak sempurna, alasan nya sederhana sekali, dia pingin tetap disuapin sarapan nya. Dan karena semua nya harus aku sendiri yang handle, jadi suap nya juga gak sempurna, diselingi aku sambil berpakaian, diselingi ambil sarapan abang nya, diselingi aku yang sambil berdandan, dan seperti pagi ini, coco crunch nya masih banyak tersisa.

Ya Allah seandai nya hidup ini berjalan normal, seandai nya semua aktivitas ini bisa di share, seandainya Ayah anak-anak masih ada di rumah ini, akan lahir generasi jenius yang seutuh nya, karena dengan sarapan yang sempurna, dengan hati yang riang gembira, anak-anak akan beraktifitas di sekolah dengan hasil yang insya Allah lebih baik. Sayang, ayah Daffa dan Rasya lebih memilih jalan hidup yang mungkin menurut nya baik untuk diri nya. Aku ikut semua skenario mu ya Allah, dan aku yakin kau akan berikan yang terbaik untuk kami.