Minggu, 26 Januari 2014

KENAPA HARUS SEDIH

Barusan jemput adek dari rumah ayah nya, dengan polos dia bilang, bunda kemaren caca lihat foto u*** di hp ayah. Iya dek? kok adek bisa liat, iya waktu ayah sms an, trus waktu caca liat, ayah pura2 gak sms. Duh, anak ku, harus nya masalah seperti ini bukan menjadi konsentrasi mu nak. Aku jadi miris, ayah nya memang ceroboh, atau memang sudah tidak peduli dengan hati anak2 utk masalah ini. Bukan kah banyak waktu sendiri untuk melakukan hal2 yang demikian, dan kenapa hati ini jadi panas.

Dan alhamdulillah, hanya butuh waktu 10 menit untuk menetralisir hati ini. Buat apa sedih, toh dia bukan siapa2 ku lagi, biarlah dia dengan jalan hidup nya, dan ini jalan hidup ku. Jadi ingat dengan postingan felix siau berikut :

01. seorang lelaki yang bermaksiat sebelum menikah | akan lebih mudah bermaksiat setelah menikah

02. seorang lelaki yang berbohong sebelum menikah | lebih bisa lagi berbohong setelah menikah

03. seorang lelaki yang menyakiti sebelum menikah | lebih tega lagi menyakiti setelah menikah

04. pacaran ibarat rumah kontrak dan menikah itu rumah milik | rumah kontrak bisa ditinggal kapanpun ingin tiada tanggungan

05. tapi pernikahan itu saat wanita menyerahkan segala padanya | sebuah titik yang tak ada lagi jalan kembali baginya

07. pacaran tak pernah jadi ajang perkenalan | yang ada ajang penghancuran masa depan

08. mungkin pacaran mungkin ajang mengenal lelaki | yaitu mengenali lelaki mana yang mau bermaksiat

09. sudah jelas sabda Rasulullah bahwa lelaki-wanita bukan mahram dilarang berkhalwat | bukankah pacaran itu jelas-jelas menantang syariat?

10. sudah jelas bila berdua-duaan lelaki-wanita bukan mahram maka syaitan jadi yang ketiga | pacaran justru mengundangnya?

11. lelaki yang sanggup pacaran itu menganggap maksiat hal biasa | jangan heran kelak menikah juga dia mudah menista

12. hari ini maksiatnya mengenggam tanganmu yang tak halal | esok setelah menikah ia genggam tangan wanita lain dibelakangmu

13. lelaki yang tak takut dengan murka Tuhannya | apalagi dengan murka dan sedih istrinya?

14. belum memilikimu saja sudah banyak tingkah maksiatnya | saat sudah memiliki dia lebih punya alasan untuk menyakitimu

15. suami salih dan taat tak didapat lewat jalan pacaran | karena lelaki salih nan taat takut akan murka Tuhannya

16. gandengan bukan tak mau, pacaran bukan tak laku | maksiat pada Allah dia malu, lalu dia pantaskan diri dulu

17. pada yang masih berpacaran kita ucap selamat | anda sudah dapatkan lelaki yang berani maksiat

18. sedang lelaki salih nan taat dia lalu jauhkan diri dari maksiat | pada Allah dia pilih mendekat agar Allah pilihkan dia yang taat


Ya Allah segera pertemukan aku dengan lelaki sholeh itu agar bisa membimbing ku menuju syurga Mu...amin